Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan
Sriwijaya berdiri sekitar abad ke-7 M. pusat kekuasaan Kerajaan Sriwijaya
diperkirakan terletak di tepi Sungai Musi, Palembang (Sumatra Selatan). Kerajaan
yang bercorak Buddha ini merupakan kerajaan besar yang menguasai perdagangan
dan pelayaran di sekitar Selat Malaka. Selain itu, Kerajaan Sriwijaya berperan
sebagai pusat perkembangan Buddha di Asia Tenggara.
Kata
sriwijaya berasal dari kata sri = mulia dan kata wijaya = kemenangan. Kemenangan yang
dimaksud di sini adalah kemenangan Dapunta Hyang dalam melakukan perjalanan
suci (manalp siddhayatra). Ada Sembilan prasasti Sembilan prasasti tentang
keberadaan Kerajaan Sriwijaya dan tiga di antaranya ditemukan di luar negeri.
Nama Prasasti
|
Isi
|
Prasasti Talang Tao (684):
|
Menceritakaan
tentang taman Sriksetra atas perintah Dapunta Hyang Sri Jayanaga untuk
kemakmuran rakyat disertai do’a-do’a agama Buddha Mahayana
|
Prasasti Kedudukan Bukit (688):
|
Menceritakan
perjalanan suci Dapunta Hyang dengan perahu dan minangtamwan (mMinangkabau)
pada tanggal 7 paro terang bulan Jyestha tahun 682 dengan membawa tentara
sebanyak 20.000 orang. Pada tenggal 5 paro terang bulan Asadha mereka dating
dan membuat kota dan kerajaan Sriwijaya memperoleh kemenangan.
|
Prasaseti Karang Berahi, Jambi (686):
|
Menceritakan
permintaan kepada dewa untuk menghukum setiap orang yang berbuat jahat
terhadap Sriwijaya
|
Prasasti Kota Kapur, Bangka (686):
|
Menceritakan
tentang usaha Sriwijaya menaklukan Bhumi Jawa yang tidak setia pada
Sriwijaya, doa permintaan kepada para dewa agar menjaga kesatuan Sriwijaya.
|
Prasasti Ligor, di Genting Kra (775):
|
Menceritakan
tentang pembangunan Trisamaya Caitya oleh pendeta Buddha atas perintah raja
Sriwijaya, Raja Wisnu dari keluarga Syailendra.
|
Prasasti Telaga Batu
|
Menceritakan
tentang kutukan-kutukan raja terhadap siapa saja yang tidak taat dan
melakukan kejahatan
|
Perkembangan
masyarakat sudah lebih maju, seiring dengan perkembangan kebudayaan maupun
perkembangan pemerintah di Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaan pada
abad ke-7 dan ke-8 Masehi, terutama saat diperintah oleh Raja Balaputradewa,
yang berasal dari Jawa Tengah. Balaputradewa adalah anak Samaratungga, Raja
Mataram Kuno. Ia melarikan diri ke Sriwijaya karena kalah perang melawan
saudaranya (satu ayah lain ibu).
Kerajaan
Sriwijaya dapat dilihat keberhasilannya di beberapa bidang,antara lain bidang
maritim, menguasai jalur perdagangan melalui Selat Malaka, Semenanjung Malaya,
dan sebagainya. Sriwijaya juga berhubungan baik berdagang dengan India dan
Cina.
Kerajaan
Sriwijaya juga maju dalam bidang politik, ekonomi, dan agama Buddha. Dalam bidang
politik, Kerajaan Sriwijaya adalah Negara nasional pertama Indonesia, karena
wilayah luas, meliputi berbagai kepulauan di Indonesia. Dalam ekonomi, Kerajaan
Sriwijaya menguasai perdagangan di daerah wilayah Assia Tenggara. Dalam bidang
agama Buddha, Kerajaan Sriwijaya telah menjadi pusat agama Buddha Mahayana di
Asia Tenggara dan salah satu guru agama Buddha yang terkenal adalah Sakyakirti.
Kerajaan
Sriwijaya runtuh sekitar abad ke-12 ada factor-faktor yang mempengaruhi
keruntuhannya :
1.
Berualang kali diserang Kerajaan
Golamandala dari India
2.
Terdesak dari dua jurusan, yaitu Kerajaan
Thailand dan Singosari
3.
Banyak raja-raja taklukan yang melepaskan
diri, antara lain Ligor, Tanah Genting Kra, Kelantan, Pahang, Jambi, dan Sunda
4.
Mengalami kemunduran perekonomian dan
perdagangan, karena Bandar-bandar penting melepaskan diri dari kekuasaan
Sriwijaya
5.
Setelah Balaputradewa wafat tidak ada lagi
pemimpin yang cakap
6.
Letak Palembang yang jauh dari laut
membuat kapal-kapal tidak mau singgah dan mencari tempat lain untuk berlabuh
7.
Banyak wilayah bawahan yang melepaskan
diri, misalnya Jawa Tengah dan Melayu
8.
Serangan Ekspedisi Pamalayu dari Kerajaan
SIngosari (1275M)
9.
Akhirnya pada tahun 1377, Kerajaan
Majapahit berhasil menamatkan riwayat Sriwijaya
Meskipun Kerajaan Sriwijaya telah runtuh
tetapi nama masih lekat
dan diabadikan sebagai nama jalan di
berbagai kota, dan nama ini telah melekat dengan kota Palembang dan Sumatra
Selatan. Universitas Sriwijaya yang didirikan tahun 1960 di Palembang dinamakan
berdasarkan kedatuan Sriwijaya. Demikian pula Kodam II Sriwijaya, PT Pupuk
Sriwijaya, Sriwijaya Post, Sriwijaya TV, Sriwijaya Air, Stadion Gelora
Sriwijaya, dan Sriwijaya Football Club. Semua dinamakan demikian untuk
menghormati, memuliakan, dan merayakan kegemilangan Kemaharajaan Sriwijaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar