Pulau mayat
Akhir-akhir ini marwan sering memanjat pohon kelapa
tinggi-tinggi di kampungnya . diapun duduk berlama-lama memandang kejahuan
tetapi hanya ada banda aceh seperti perca besar yang di bentangkan. Tetapi
dibawah pohon terdengar suara ayam yang aneh dan kucingnya ikut memanjat pohon.
Marwan : Suara apa ini ? (sambil melihat di bawah pohon) owh, ternyata suara ayam. Tapi kok suaranya aneh? Dan mengapa kucingku ikut naik ke pohon juga ,tidak seperti biasanya.
Tengah
malam kemarin ibu dan istrinya malah terbangun ,mereka mendengar suara
burung-burung malam yang terus berbunyi sampai subuh.
Istri Marwan :
kenapa sih, burung burung itu gak berhenti-berhenti ?
Ibu Marwan : gak tau tuh mulai tadi gak berhenti-berhenti.
Marwan : ada apa sih kok rebut-ribut ?(sambil mengucek mata)
Ibu Marwan : gak tau tuh mulai tadi gak berhenti-berhenti.
Marwan : ada apa sih kok rebut-ribut ?(sambil mengucek mata)
Istri Marwan :
masa’ mulai tadi km gak dengar ?
Marwan :
aku gak dengar apa-apa mulai tadi.
Istri Marwan :
itu lho suara burung-burung malam tidak henti-hentinya bernyanyi, aku kan gak
bisa tidur.
Marwan :
iya benar.
Ibu Marwan :
mungkin ini tanda apabila akan tejadi peristiwa besar.
Marwan :
tapi, peristiwa apa dan kapan terjadinya ?
Ibu Marwan :
ibu juga tidak tau,Nak.
Keesokan
harinya,Marwan masih ingin melaut. Tetapi istrinya melarangnya.
Istri Marwan :
Hari ini jangan melaut dulu kau,istirahatlah dulu, akupun tak enak badan sejak
tadi malam.
Marwan :
aku masih bisa melaut kok, lagi pula kalau aku tidak melaut kita mau makan dari
mana hari ini ?(bergegas meninggalkan pantai)
Setibanya
di tengah samudra.tiba-tiba marwan dan dua orang rekannya mendengar suara
gemuruh,mesin kapal tersengal-sengal seperti tersangkut pukat,beberapa air
turun membentuk jurang sangat dalam dan perahu marwan tersedot hingga ke dasar
bumi. Kemudian seperti di hempaskan ke atas dengan cepat, kemudian laut kembali
tenang seperti tidak terjadi apa-apa. Panik dengan kejadian itu marwanpun
mengajak pulang.
Marwan :
Pulang yuk, Kawan-kawan . firasatku tidak enak nih.
Rekan 1 : ayok, perasaanku juga tidak enak nih mulai tadi.
Rekan 2 : apalagi setelah terjadi kejadian barusan.
Rekan 1 : ayok, perasaanku juga tidak enak nih mulai tadi.
Rekan 2 : apalagi setelah terjadi kejadian barusan.
Marwan :
kemana ombak itu pergi ? dan mengapa firasatku mengatakan ada kejadian besar didarat. (gemerutu marwan sendirian)
Apa yang di khawatirkan Marwan
benar terjadi. Melebihi apa yang dia bayangkan sebelumnya . Pulau Nasi luluh
lantah , dengan bergegas dia berlari menuju rumahnya, orang-orang ramai sedang
mengurus mayat Ibu,Istri dan anaknya. Marwan menyesal tidak menuruti nasihat
istrinya.
Marwan :
kenapa aku tadi tidak menuruti nasihat istriku untuk istirahat dulu, lebah baik
aku saya yang meninggal dari pada mereka.(sambil
menangis)
Setelah
memakamkan ibu,istri dan anaknya,serta korban lainya,keucik yang memimpin
upacara penguburan mencoba tersenyum sesaat, setelah melihat warganya banyak
yang selamat. Dia menepuk-nepuk punggung marwan untuk tabah. Setelah upacara
pemakaman selesai.
Keucik :
Yang sabar ya,Wan. Semua ini pasti ada hikmahnya kok.
Marwan :
benar ,pak. Saya akan mencoba untuk tabah. (tidak bisa menahan kesedihan)
Marwan
termenung sedih di atas bukit, memandang banda aceh yang banyak mengalami
perbedaan.kemudian Marwan terkesiap, arus pantai membawa beberapa mayat merapat
ke pantai. Marwan turun dari bukit dan berteriak memanggil orang-orang
sekampungnya.
Marwan :
ada mayat, ada mayat !
Warga :
Di mana ,wan ? dimana ? (Panik)
Marwan :
di pantai , ayo kita makamkan !
Setelah
lelah mengubur beberapa mayat di kampungnya sendiri, merekapun menguburkan
mayat-mayat itu dengan kain kafan di meunasah. Tapi sore harinya, mayat-mayat
kembali terdampar, dan jumlahnya pun tambah banyak. Dan kain kafan pun sudah
habis.
Keucik :
kita harus mengungsi ! Selain bangunan ini Cuma bangunan sekertaris desa dan bangunan koramil yang tidak hancur. Kita
harus mengungsi dari pulai ini sebelum mayat menjadi lebih banyak dari pada manusia
yang hidup. Besok kita haru mengungsi ke pelabuhan, sapa tau ada perahu yang
dating. Pulau ini tak ada makanan dan sebentar lagi akan penuh penyakit.
Warga :
siap Keucik.
Keesokan
paginya para warga desa dan warga desa lainya ikut mengungsi di pelabuhan
sambil mngharap ada kapal ynag merapat. Marwan dan beberapa warga lainnya tetap
menunggu di atas bukit. Hingga malam hanya marwan yang sanggup melihat mayat
berlama-lama di bukit. Dia melihat anjing ke pantai, maka turunlah marwan ke
pantai. Anjing-anjing itu tidak takut ke marwan. Malahan anjing-anjing itu
menggigit marwan seperti babi buronan.
Marwan :
tolong-tolong ! cepat bantu aku (sambil melawan anjing itu)
Walaupun
Marwan berteriak tidak ada orang yang mendengar akhirnya marwan dapat lolos
walaupun dengan luka-luka.
Marwan :
akhirnya selamat juga.
Warga :
selamat dari apa wan?
Marwan :
dari anjing-anjing kelaparan di pantai.
Keesokan
harinya sebuah perahu di tengah laut kebingungan hendak merapat.
Keucik :
cepatlah kalian menyambut kapal itu untuk segara merapat !
Warga :
ayo kita sambit mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar