Cari Blog Ini

Rabu, 18 September 2013

Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya


Kerajaan Sriwijaya berdiri sekitar abad ke-7 M. pusat kekuasaan Kerajaan Sriwijaya diperkirakan terletak di tepi Sungai Musi, Palembang (Sumatra Selatan). Kerajaan yang bercorak Buddha ini merupakan kerajaan besar yang menguasai perdagangan dan pelayaran di sekitar Selat Malaka. Selain itu, Kerajaan Sriwijaya berperan sebagai pusat perkembangan Buddha di Asia Tenggara.
            Kata sriwijaya berasal dari kata sri = mulia dan kata wijaya = kemenangan. Kemenangan yang dimaksud di sini adalah kemenangan Dapunta Hyang dalam melakukan perjalanan suci (manalp siddhayatra). Ada Sembilan prasasti Sembilan prasasti tentang keberadaan Kerajaan Sriwijaya dan tiga di antaranya ditemukan di luar negeri.

Nama Prasasti
Isi
Prasasti Talang Tao (684):
Menceritakaan tentang taman Sriksetra atas perintah Dapunta Hyang Sri Jayanaga untuk kemakmuran rakyat disertai do’a-do’a agama Buddha Mahayana
Prasasti Kedudukan Bukit (688):
Menceritakan perjalanan suci Dapunta Hyang dengan perahu dan minangtamwan (mMinangkabau) pada tanggal 7 paro terang bulan Jyestha tahun 682 dengan membawa tentara sebanyak 20.000 orang. Pada tenggal 5 paro terang bulan Asadha mereka dating dan membuat kota dan kerajaan Sriwijaya memperoleh kemenangan.
Prasaseti Karang Berahi, Jambi (686):
Menceritakan permintaan kepada dewa untuk menghukum setiap orang yang berbuat jahat terhadap Sriwijaya
Prasasti Kota Kapur, Bangka (686):
Menceritakan tentang usaha Sriwijaya menaklukan Bhumi Jawa yang tidak setia pada Sriwijaya, doa permintaan kepada para dewa agar menjaga kesatuan Sriwijaya.
Prasasti Ligor, di Genting Kra (775):
Menceritakan tentang pembangunan Trisamaya Caitya oleh pendeta Buddha atas perintah raja Sriwijaya, Raja Wisnu dari keluarga Syailendra.
Prasasti Telaga Batu
Menceritakan tentang kutukan-kutukan raja terhadap siapa saja yang tidak taat dan melakukan kejahatan

            Perkembangan masyarakat sudah lebih maju, seiring dengan perkembangan kebudayaan maupun perkembangan pemerintah di Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaan pada abad ke-7 dan ke-8 Masehi, terutama saat diperintah oleh Raja Balaputradewa, yang berasal dari Jawa Tengah. Balaputradewa adalah anak Samaratungga, Raja Mataram Kuno. Ia melarikan diri ke Sriwijaya karena kalah perang melawan saudaranya (satu ayah lain ibu).
            Kerajaan Sriwijaya dapat dilihat keberhasilannya di beberapa bidang,antara lain bidang maritim, menguasai jalur perdagangan melalui Selat Malaka, Semenanjung Malaya, dan sebagainya. Sriwijaya juga berhubungan baik berdagang dengan India dan Cina.
            Kerajaan Sriwijaya juga maju dalam bidang politik, ekonomi, dan agama Buddha. Dalam bidang politik, Kerajaan Sriwijaya adalah Negara nasional pertama Indonesia, karena wilayah luas, meliputi berbagai kepulauan di Indonesia. Dalam ekonomi, Kerajaan Sriwijaya menguasai perdagangan di daerah wilayah Assia Tenggara. Dalam bidang agama Buddha, Kerajaan Sriwijaya telah menjadi pusat agama Buddha Mahayana di Asia Tenggara dan salah satu guru agama Buddha yang terkenal adalah Sakyakirti.
            Kerajaan Sriwijaya runtuh sekitar abad ke-12 ada factor-faktor yang mempengaruhi keruntuhannya :
1.      Berualang kali diserang Kerajaan Golamandala dari India
2.      Terdesak dari dua jurusan, yaitu Kerajaan Thailand dan Singosari
3.      Banyak raja-raja taklukan yang melepaskan diri, antara lain Ligor, Tanah Genting Kra, Kelantan, Pahang, Jambi, dan Sunda
4.      Mengalami kemunduran perekonomian dan perdagangan, karena Bandar-bandar penting melepaskan diri dari kekuasaan Sriwijaya
5.      Setelah Balaputradewa wafat tidak ada lagi pemimpin yang cakap
6.      Letak Palembang yang jauh dari laut membuat kapal-kapal tidak mau singgah dan mencari tempat lain untuk berlabuh
7.      Banyak wilayah bawahan yang melepaskan diri, misalnya Jawa Tengah dan Melayu
8.      Serangan Ekspedisi Pamalayu dari Kerajaan SIngosari (1275M)
9.      Akhirnya pada tahun 1377, Kerajaan Majapahit berhasil menamatkan riwayat Sriwijaya

Meskipun Kerajaan Sriwijaya telah runtuh tetapi nama masih    lekat
dan diabadikan sebagai nama jalan di berbagai kota, dan nama ini telah melekat dengan kota Palembang dan Sumatra Selatan. Universitas Sriwijaya yang didirikan tahun 1960 di Palembang dinamakan berdasarkan kedatuan Sriwijaya. Demikian pula Kodam II Sriwijaya, PT Pupuk Sriwijaya, Sriwijaya Post, Sriwijaya TV, Sriwijaya Air, Stadion Gelora Sriwijaya, dan Sriwijaya Football Club. Semua dinamakan demikian untuk menghormati, memuliakan, dan merayakan kegemilangan Kemaharajaan Sriwijaya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar